Aku pulang ketika sudah larut. Seorang perempuan menyambutku dengan kutang hitam seperti gerwani. “Sepertinya di luar sana siang tidak pernah benar-benar datang,” berondongnya. Suara mikrofon itu berteriak seperti hendak merampas gendang telingaku dari tempatnya. Aku tak berminat menanggapi upacara penyambutannya yang sedikit ganjil. Kulongok lemari es yang sedang membuat gereja dengan butiran-butiran salju. Tak ada lagi tersimpan bir dalam perutnya. Masalah itu telah berpindah dari botol ke selangkangan. Ada sebotol madu kiriman teman teronggok di sana sebagai gantinya.
“Jauhkan gigimu dari pundakku, aku sedang tak ingin berkeringat di malam segerah ini,” kataku. Bantal itu mulai berasap, menawarkan diri seperti buraq kepada Muhamad untuk bertemu seseorang di dunia mimpi. Mandilah dulu agar seseorang yang akan kau temui tak hanya mencium bau keringat, handuk itu menghardik. Kusambar handuk merah 25 ribu yang lalu.
Di kamar mandi seekor angsa dari karet menyapaku, berusaha ramah. “Sejak kapan kamu mulai belajar jadi orang lain yang tak kau kenal?” Aku meneliti tubuhku yang terpantul dari kaca buram itu. Astaga, apa yang terjadi dengan tubuhku. Kulihat banyak pekerja sedang membangun sesuatu di tubuhku. Apa yang kau lakukan pada tubuhku? “Membangun saluran irigasi,” jawab mereka seperti menghardik. Suara mikrofon itu berteriak seperti hendak merampas gendang telingaku dari tempatnya. Aku penasaran. Seberapa kuat mereka menciptakan saluran irigasi yang menyerupai kabel hijau ini di pergelangan tanganku. “Maaaah.. Ambilkan silet di atas televisi itu!!”
Kemudian Diam. Kemudian menjerit.
Mei 8, 2008 pada 3:19 pm
tidak sedang menggambarkan apa-apa..
hanya ingin apdet blog tapi ga tau mesti nulis apa… :))
Mei 8, 2008 pada 3:38 pm
suara micropone itu berdengung, begitu berisik
menenggelamkan jeritan dalam diam
dan mati 😥
Mei 8, 2008 pada 3:47 pm
ada kecoa di kamar mandi?
Mei 8, 2008 pada 5:43 pm
Akhirnya gimana? *penasaran*
Mei 8, 2008 pada 6:10 pm
sumfah ga mudheng blas
*menikmati teh botol.. tanpa keringat*
Mei 8, 2008 pada 7:23 pm
Gw menikmati jalinan kata dgn seribu makna ini.inilah bedanya karya seorang lajang dgn yg sudah berpengalaman.lo bisa ngegambarin sesuatu yg tdk mgkn digambarkan oleh seorang lajang dgn sangat baik. gyahahaha…
Mei 8, 2008 pada 8:05 pm
biasanya keringetan mulu yak?
Mei 8, 2008 pada 8:07 pm
Hmmm.. jadi saluran irigasinya masih belum kuat yah?
Mei 8, 2008 pada 8:54 pm
sumuk rak kringeten.. 😆
Mei 8, 2008 pada 10:11 pm
Kirain cerita bokep….
*nyesel udah buka*
Mei 9, 2008 pada 1:29 am
apo kau tulis tuh? mabuk rupanya..
Mei 9, 2008 pada 11:23 am
emang saluran irigasi apaan? keringat….?
Mei 9, 2008 pada 11:49 pm
gak seru, gak ada keringat 😀
Mei 10, 2008 pada 10:52 pm
Gak ada sekuel lanjutan yang
berkeringat beneranhot gituh? 😛Mei 11, 2008 pada 12:59 am
Ada apa, nih? Moga adik dan adik iparku baik-baik saja ya. Salam untuk adik iparku.
Mei 11, 2008 pada 3:59 pm
Menganut dua pandangan yang bertentangan dalam satu kepala tanpa menjadi gila adalah hal yang sangat luar biasa , saudara triple six.
Mei 11, 2008 pada 7:10 pm
@ daengfattah
Namanya juga 666, pak…
Itu kan nomor
axisiblis 😆Wajar saja
berkelamin gandaberkepribadian ganda*ngilang*
Mei 12, 2008 pada 11:35 am
Jadi istrimu sekarang janda?
Mei 12, 2008 pada 12:06 pm
bah!
*rokok kebalik*
janda??
😆
😆
😆
naujubilee… saya nyasar di blog arwah rupanya 😆
*gelar tahlilan*
Mei 12, 2008 pada 2:10 pm
@alex
Ada aliran dalam islam yang mengaku kalau 666 itu nomer Quran
Di sini situsnya http://www.66619.org/
Mei 12, 2008 pada 4:38 pm
@All
menengok.. 🙂
Mei 12, 2008 pada 5:10 pm
oi.. ngapain nongol ki
pulang..pulang…
Mei 13, 2008 pada 1:34 am
oooh… trus ngga jadi mandi ki?
Mei 13, 2008 pada 1:37 am
komen tanpa keringat aaah…
hmmm… jadi itu alasannya kamu kemaren nelpon aku pake keburu2 itu ki?
Mei 13, 2008 pada 1:42 am
karena komen tanpa keringat, maka hetrikpun tak apa…
Mei 15, 2008 pada 1:01 pm
bawa2 silet segala macem ih..horor!!bikin takut!!
Mei 15, 2008 pada 3:10 pm
Ga zamannya tuh mandi kembang tengah malam
Tobat bung…
Mei 17, 2008 pada 1:52 am
semalem tidur jam berapa ki?
Mei 17, 2008 pada 8:18 am
Ituh mintak silet mau sunat lagee, apah gimana ???
Mei 17, 2008 pada 8:25 am
Kemudian Diam. Kemudian menjerit.
Ketahuan KEHABISAN Sabun yah…
Nyodhorin Abu Gosok biar tambah KESET dan PERET..kiks..kiks.
Mei 18, 2008 pada 10:11 pm
Asyik nich bacanya …
Mei 19, 2008 pada 1:06 am
::mau ngejawab masalah mi’raj aja pake nulis 3 paragraph…,
heh, mengapa kau biarkan botol, sebagai penggantimu… 🙂
Mei 20, 2008 pada 3:10 pm
Previously on QZink666:
Now…QZink666 continue:
Orang yg dipanggil ‘Mamaah’ mencari2 silet tp g ketemu. Mesti beli dulu ke warung.
Kemudian Diam dlm waktu yg cukup lama.
Lalu, Silet pun di berikan…
Aku pun mulai bercukur. Apakah yg aku cukur??
Entahlah…
Dan tiba2 ternyata… aku salah cukur!!!
.
.
.
Kemudian menjerit.
Mei 21, 2008 pada 10:27 am
eh, gue suka tuh
tentang kutang hitam…gerwani…
gue udah lupa tuh tentang film itu..he..he..he.